Seperti biasa pada bulan April dan Oktober tiap tahunnya Canonical akan merilis versi terbaru dari Ubuntu. Seperti pada bulan April tahun ini mereka merilis versi 19.04 dengan kode rilis “Disco Dingo”.
Sebelum rame-rame install Ubuntu 19.04, yuk kita simak hal-hal apa aja sih yang baru di Ubuntu 19.04 kali ini!
Menggunakan Kode Rilis Disco Dingo
Ubuntu menggunakan kode rilis abjad yang urut mulai dari a-z setiap serinya. Selalu menggunakan dua kata, dan salah satunya selalu nama hewan. Seperti pada rilis-rilis sebelumnya dengan nama “Cosmic Cuttlefish”, “Bionic Beaver”, “Artful Aardvark”, “Zesty Zapus” dan lain-lain.
Kata Dingo sendiri umumnya diartikan sebagai sejenis anjing liar di Australia yang bukan benar-benar asli dari Australia [1].
Gnome 3.32 Yang Lebih Cepat
Betul, Ubuntu 19.04 datang dengan membawa versi Gnome yang baru yaitu versi 3.32. Desainnya terlihat lebih lembut dan cantik. Juga tetap menjaga rasa flat dengan warna latar gelap pada bagian top bar.
Menu aplikasi juga telah dihapus dan dipindahkan ke setiap window aplikasi. Ia tidak lagi ditampilkan di toolbar. Ini adalah perbaruan yang murni dilakukan oleh Gnome dan bukan keputusan desain yang ditentukan oleh pihak Canonical.
Selain itu semua, Gnome versi ini diklaim lebih cepat dan lebih irit konsumsi GPU [2]. Sehingga terasa bahwa Ubuntu-nya yang lebih ringan, padahal itu juga tidak lepas dari improvement yang dilakukan oleh Gnome.
Akhirnya, Kernel 5!
Kernel 5 sudah dirilis sejak awal-awal tahun ini. Terdengar seperti memiliki perubahan yang sangat signifikan dari versi sebelumnya, akan tetapi kernel 5 tidak terlalu mengandung fitur yang signifikan. Berikut tuturan Linus Torvalds pada code changes Kernel 5:
About 50 percent is drivers, 20 percent is architecture updates, 10 percent is tooling, and the remaining 20 percent is all over (documentation, networking, file systems, header file updates, core kernel code..). Nothing particular stands out, although I do like seeing how some ancient drivers are getting put out to pasture (coughisdncough).
Sebagian distro yang menggunakan model rolling release seperti Arch linux, mereka telah mengadopsi kernel rilis ini hanya beberapa saja setelah diluncurkan. Ada pun Ubuntu, biasanya tidak secepat itu dalam mengadopsi kernel-kernel versi terbaru.
Anyway, selalu menyenangkan jika memastikan software yang kita gunakan adalah software-software dengan versi yang selalu paling baru!
Icon-Icon Baru
Hal lain yang baru dari Ubuntu 19.04 adalah Icon yang diusung oleh Yaru Icon. Icon-nya terasa lebih segar dan lebih konsisten. Juga sudah support lebih banyak aplikasi third party. Meskipun tidak semua aplikasi sudah tersedia icon-nya, akan tetapi ini sudah sangat keren untuk dunia linux.
Dari screenshot di atas terlihat bahwa beberapa aplikasi seperti Geary, Gimp dan Inkscape masih menggunakan icon asli.
Improvement Gnome Terminal
Improvisasi juga terjadi pada aplikasi Gnome Terminal. Di mana sekarang ada penambahan dua tombol baru yaitu tombol search dan tombol new tab. Meskipun sebenarnya ini adalah masih turunan dari pembaruan Gnome versi 3.32 secara keseluruhan, jadi bukan karena Ubuntu-nya yang versi 19.04.
Aplication Permission Control
Sebagai pengguna ponsel pintar, kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan pengaturan ijin hak akses aplikasi. Mulai dari ijin menggunakan kamera, lokasi geografi, akses media penyimpanan dan lain-lainnya. Maka sekarang di Ubuntu 19.04 kita juga bisa menemukan fitur tersebut. Caranya adalah kita membuka menu setting
-> application
.
Lalu penampakan seperti berikut yang akan kita dapatkan:
Mesikpun saya pribadi masih menduga bahwa ini juga masih efek panjang dari update Gnome, bukan resmi dari cannocial sendiri. Mungkin ada yang tahu info mengenai keabsahan dugaan saya?
Improvement Pada Pengaturan Night Light
Fitur mode malam atau night light berfungsi untuk mereduksi cahaya warna biru pada layar komputer kita sehingga ketika di ruangan gelap mata kita tidak terlalu sakit saat berhadapan dengan layar.
Fitur night mode ini bisa kita aktifkan secara otomatis sesuai dengan waktu terbit dan terbenamnya matahari. Atau kita juga bisa atur secara manual. Untuk mengaktifkan mode ini, anda bisa membuka menu settings
-> devices
-> display
.
Lalu anda bisa menghidupkan mode Night Light dan mengubah beberapa pengaturan sesuai yang anda inginkan.
Penutup
Dengan segala hal baru yang di bawa Ubuntu versi 19.04, telah membuktikan kepada kita bahwasanya Linux Desktop bukanlah sistem operasi yang menakutkan lagi sebagaimana beberapa tahun silam. Bahkan bagi orang-orang yang awam sekali pun jika harus menggunakan linux, mereka tidak akan menemukan kesulitan berarti karena hampir semua hal sudah tersedia secara GUI dan UX-nya pun sudah teruji.
Jadi, akankan anda menginstall atau mengupgrade ke versi 19.04?
Semoga bermanfaat!
Catatan Kaki
[1] Dingo, Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas. Di akses tanggal 3 Agustus 2019 - https://id.wikipedia.org/wiki/Dingo [2] Chris Hoffman, Linux’s GNOME Shell 3.32 Will Bring Major Speed Improvements, di akses tanggal 3 Agustus 2019 - https://www.howtogeek.com/fyi/linux%E2%80%99s-gnome-shell-3.32-will-bring-major-speed-improvements/