Beberapa hari yang lalu saya telah mencoba Ubuntu 17.10 Artful Aardvark versi beta. Dan itu keren. Juga, menurut Mark (2017) [1], Ubuntu 17.10 Artful Aardvark akan menjadi rilis sistem operasi yang paling menarik di tahun 2017! Kenapa? Karena Canonical secara mengejutkan memberhentikan proses pengembangan Unity dan menendangnya dari Ubuntu untuk kemudian kembali membawa GNOME sebagai desktop defaultnya.
Dan berikut ini adalah 8 hal yang baru dari Ubuntu Artful Aardvark:
1. Code Name Kembali ke Abjad “A”
Mungkin kebanyakan dari pengguna Ubuntu (yang aware) sudah mengetahui bahwa ada rumus atau pola dalam penamaan setiap rilis dari Ubuntu. Pertama, dimulai dari abjad A sampai dengan abjad Z (mirip-mirip seperti android). Kedua, selalu terdiri dari dua kata. Kata pertama biasanya adalah kata sifat, dan yang kedua biasanya nama spesies hewan yang hampir punah atau pun nama spesies hewan yang mistik alias tidak nyata.
Dan setelah pada rilis sebelumnya mereka menamakan Ubuntu dengan nama Zesty Zapus, maka sekarang mereka harus menamakannya dengan kembali menggunakan abjad A. Yaitu Artful Aardvark, adalah suatu hewan mamalia yang hidup di benua Afrika.
2. Menggunakan GNOME Sebagai Desktop Default
Seperti yang sudah disinggung di atas mau pun di artikel sebelumnya, bahwasanya secara mengejutkan Canonical memberhentikan pengembangan desktop andalannya yaitu Unity. Mungkin karena mereka ingin fokus pada pengembangan Ubuntu, sehingga mereka harus memasrahkan urusan desktop kepada developer lain yang terpercaya dan memang sudah malang melintang di dunianya. Atau dikarenakan progress yang stagnant dan membosankan ketika mengembangkan Unity (?)
Apa pun alasannya, keputusan untuk kembali menggunakan GNOME sebagai desktop default sepertinya adalah pilihan yang sangat tepat. Apa lagi mereka telah benar-benar melakukan kerja keras sehingga menghasilkan user interface yang cantik serta elegant! Bahkan nuansa unity-nya pun masih terasa namun dikemas dalam sajian yang berbeda.
3. Menggunakan GDM Sebagai Display Manager
Semenjak rilis pertamanya [3], Ubuntu datang dengan Lightdm sebagai display managernya. Dan pada rilis kali ini, tentu saja tidak mengejutkan jika akan lebih banyak GNOME stuffs yang mereka tambahkan. Termasuk dalam hal display manager; mereka menggunakan GNOME Display Manager atau GDM sebagai default-nya.
4. Tampilan Setting Center yang Baru
Saya agak terkejut ketika pertama kali melihat setting center pada Ubuntu 17.10. Penampilannya berbeda dari rilis-rilis sebelumnya, bahkan juga berbeda dengan setting center dari GNOME sendiri.
Hal yang juga menarik adalah: kita bisa langsung mengubah bagaimana dock panel pada desktop kita akan ditampilkan tanpa harus menginstall perangkat aplikasi tweak tertentu.
5. Tombol Kontrol Window di Sebelah Kanan
Telah berlalu beberapa tahun Ubuntu menempatkan tombol kontrol window-nya pada sebelah kiri. Ini membuat beberapa user sedikit kesal (Abhishek Prakash, 2017 [4]), sehingga akhirnya Ubuntu menyediakan pengaturan yang membolehkan user untuk menempatkan tombol kontrol window di sebelah kanan.
Akan tetapi, pada rilis Ubuntu 17.10 ini mereka mengembalikan tempat tombol kontrol window ke posisi “normal”, yaitu sebelah kanan. Namun jika anda lebih suka tombol kontrol window-nya tetap di sebelah kiri, anda bisa mengubah posisinya dengan menggunakan Gnome Tweak Tools.
6. New Dock (Ubuntu: “Ini tidak meniru Unity”)
Hal penting berikutnya yang mereka tambahkan pada rilis Ubuntu kali ini adalah dash to dock yang anda bisa lihat di sebelah kiri:
Mereka mengklaim bahwa ini hanyalah light fork dari project Dash to Dock yang populer, tidak untuk meniru dock panel yang ada pada Unity [5]. Meskipun merke mengklaim demikian, tentu semua orang juga tahu bahwa keduanya sangat mirip sekali.
7. Wayland Display Server
Yap, mungkin project Mir Display Server tidak akan benar-benar diberhentikan karena ia masih digunakan dalam pengembangan IoT, akan tetapi Mir tidak akan digunakan pada Ubuntu versi desktop.
Sekarang, dimana kebanyakan distro linux pindah (menyerah) dari X.org display server yang sudah tua ke Wayland, maka Ubuntu yang sudah tidak akan memakai Mir Display Server tidak memiliki pilihan lain selain Wayland. Oleh karena itu mereka membawa Wayland kepada Ubuntu versi 17.10 sebagai display server default bersamaan dengan Xorg. Dan diprediksi bahwasanya Xorg akan benar-benar didrop secara total sebelum rilis Ubuntu versi 18.04.
8. Tidak Ada Image Untuk Prosesor 32 Bit
Dimitri John Ledkov, pada bulan Maret yang lalu telah menginstruksikan Ubuntu release team untuk menghapus iso dari Ubuntu 1386.
Please action the below and remove Ubuntu Desktop i386 daily-live images from the release manifest for Beta and Final milestones of 17.10 and therefore do not ship ubuntu-desktop-i386.iso artifact for 17.10.
Dan alasan utama yang nampak dari keputusan tersebut dikarenakan ialah karena tidak adanya lagi QA yang efektif mau pun testing pada produk Ubuntu yang berjalan di atas mesin 32bit [6].
Yap, itu dia delapan hal yang baru yang ada pada Ubuntu 17.10 Artful Aardvark. Silakan tulis komentar tentang pendapatmu mengenai Ubuntu versi ini!
Semoga bermanfaat.
Referensi: [1] Mark, "Ubuntu 17.10 New Features: Back to GNOME", http://www.marksei.com/ubuntu-17-10-new-features-back-gnome/, diakses pada tanggal 19 Oktober 2017.
[2] Abhishek Prakash, "Ubuntu 17.10 New Features and Upgrade Procedure", https://itsfoss.com/ubuntu-17-10-release-features/, diakses pada tanggal 19 Oktober 2017.
[3] Mark, "Ubuntu 17.10 New Features: Back to GNOME", http://www.marksei.com/ubuntu-17-10-new-features-back-gnome/, diakses pada tanggal 19 Oktober 2017.
[4] Ibid.
[5] Ibid.
[6] Abhishek Prakash, "Pay Attention! Ubuntu is Officially Dropping 32-bit Desktop Images", https://itsfoss.com/ubuntu-drops-32-bit-desktop/, diakses pada tanggal 19 Oktober 2017